Pururuuuu ~~~~
Kali ini q bawa fanfict baru, sebenernya si udah lama, ,hanya saja, ,baru sempet dipost aja. .ckckck. .
WARNING !!
TYPO BERTEBARAN.
Title :
Lucky
Cast :
Choi Hyo Hoon
Jung
Il Woo
Support Cast : Sung Jong Jin
Kang Young Mi
Narsha
Choi Jia
Genre :
Romance
Rating : PG 15
Hyo Hoon POV
Namaku Hyo Hoon, usiaku 20th, aku seorang mahasiswi
semester 3 di Flower Univercity. Teman teman q bilang bahwa aku adalah orang
yang beruntung, selain cantik, aku juga pandai, mereka bilang dengan
kelebihanku ini, aku bisa mendapatkan apa saja yang aku mau, termasuk soal
cinta, namun kenyataannya tidak seperti itu.
Jika berbicara tentang cinta, mungkin
akulah orang termalang di dunia. Aku menyukai seorang namja yang tinggal tepat
disebelah rumahku, dia seorang mahasiswa di Cheon Hee Unnivercity, dia benar
benar membuatku gila, ,kenapa hanya dia satu satunya namja yang tak mau
melirikku, padahal semua orang yang tinggal bersamanya selalu menggodaku, tapi
kenapa dia tidak ?? aku sudah menyukainya sekitar 1 tahun lebih, aku sudah
berkali kali mencoba mencari perhatiannya, namun hasilnya nihil. Baiklah
lupakan tentang namja yang satu itu, bahkan namanya pun aku tak tahu, bagaimana
bisa aku menyukainya ?? aku pasti benar benar gila !!
Skip
>>
Bulan ini
adalah bulan ramadhan, sudah 13 hari umat muslim di dunia menjalani puasa. Hari
ini benar benar menjengkelkan, semua orang dirumahku pergi, aku ditinggal
sendirian, lalu apa yang harus q lakukan saat buka puasa nanti ?? aku tidak
pandai memasak, jadi aku putuskan untuk menghubungi sahabatku dan mengajaknya buka
bersama.
“Young
mi~shii” ucapku saat telponku mendapat jawaban dari seberang
“eoh, wae ?”
“kajja, kita
buka puasa diluar”
“yak ! kau
lupa hari ini ada acara bukber di kampus ?”
“eoh ? hari
ini ? aku pikir tanggal 20”
“sudah
diubah”
“begitu ??
baiklah, bukber dikampus saja, jam berapa acara dimulai ?”
“ jam 3,
datang ya, jika tidak datang, jatah makanmu aku ambil”
“haha, ,ne
arraso, annyeong”
“annyeong”
Tut Tut Tut
Baiklah,
saatnya mandi dan bersiap siap untuk buka bersama di kampus.
30 Menit Kemudian
Aku berjalan menuju tempat parkir motorku, aku
memarkirkan motorku didepan kost namja yang aku taksir, saat aku hendak
mengeluarkan motorku, aku melihat namja itu didalam kost, sepertinya dia sedang
tidak sehat, benar saja, dia terjatuh saat hendak berdiri dari posisinya. Aku
turun dari motorku dan masuk kedalam kost namja itu, beruntungnya pintu itu
tidak dalam keadaan terkunci, setelah berhasil masuk aku berlari menuju namja
itu
“kau baik
baik saja ?” ucapku saat berada disampingnya
“eoh”
Suaranya
begitu lemah, aku membantunya berdiri dan memapahnya menuju kamarnya
“dimana
kamarmu ?”
Tidak ada
suara yang keluar dari mulut namja itu, dia hanya menunjukkan kamarnya dengan jari
telunjuknya. Aku memapahnya menuju kamar, dan menidurkannya, lalu ku periksa
suhu tubuhnya, sepertinya dia demam, tubuhnya panas namun dia terus menggigil,
aku membuka pintu lemari miliknya dan mengambil jaket serta beberapa selimut
yang ada didalamnya kemudian menutup tubuh namja itu agar tidak kedinginan.
Setelah itu, aku berjalan menuju dapur, namun yang aku cari tak ada. Lalu aku
berjalan keluar menuju rumahku untuk mengambil air serta handuk kecil untuk
mengkompresnya dan kembali lagi ke kamar namja itu. Setelah selesai mengkompres
namja itu, aku pergi keluar untuk mencari obat serta bubur untuk namja itu.
15 menit kemudian
“eoh, kau
sudah bangun ?” ucapku terkejut saat melihatnya sedang berusaha duduk
“eoh”
Aku
mendekatinya dan membantunya untuk duduk
“ini, aku
bawakan kau bubur, makanlah dulu, setelah itu makan juga obat ini”
“anni, aku
sedang puasa”
“mwo ? yak !
kau ini sedang sakit, Allah juga tidak akan marah jika kau tidak puasa karena
sedang sakit, makanlah”
“kau, kau
yang tinggal disebelahkan ?”
“ne, kau
benar, Hyo Hoon, panggil saja begitu”
“eoh”
“baiklah, aaa”
aku menyuapinya dengan bubur yang aku bawa
Kring kring
kring
Ponselku
berdering saat aku sedang menyuapi namja itu
“ne” ucapku
setelah memencet tombol hijau dilayar ponselku
“yak ! kau
tidak jadi datang ?”
“anni, aku
akan datang, 30 menit lagi, okey ?”
“wae ? apa
ada yang terjadi ?”
“aku akan
menceritakannya nanti”
“okey,
cepatlah”
“ne”
Aku lupa bahwa
aku ada acara bukber di kampus, tapi sekarang ini lebih penting.
“kau,
pergilah, sepertinya kau ada acara”
“ne, aku ada
acara bukber dikampus”
“pergilah,
aku sudah baikan”
“benarkah ??
apa aku harus pergi ?”
“eoh”
“anni, nanti
jika kau membutuhkan sesuatu bagaimana ? lagi pula teman temanmu kemana
perginya ? mereka kerterlaluan sekali”
“mereka
sedang mudik, sudahlah, pergi, aku sudah baikan, sungguh”
“jeongmal ?
tetap tidak bisa seperti itu”
Aku berusaha
berfikir agar aku tetap bisa tinggal untuk menjaganya
“baiklah,
aku akan pergi, tapi berikan ponselmu”
“ponsel ?”
“ne, ponsel
?”
“di laci
itu”
Aku
mengambil ponselnya dan mengetikkan nomorku lalu memanggilnya, sehingga
sekarang aku punya nomor namja itu.
“baiklah,
aku sudah punya nomormu, akan ku kirim pesan dan kau harus membalasnya, agar
aku tidak khawatir, mengerti ?”
“eoh”
“kusimpan
dengan nama siapa ?” ucapku pada diri sendiri
“Il Woo, Jong Il Woo”
“okey, aku
pergi”
Aku berjalan
keluar kamar itu, didepan pintu aku berhenti dan kembali menoleh pada namja
bernama Il Woo itu
“Jong Il
Woo, habiskan bubur yang aku bawa, biar bagaimanapun aku memakai uang jajanku
untuk membelinya, satu lagi, setelah urusanku selesai, aku akan menemuimu lagi,
okey”
Setelah
mengatakan hal itu aku pergi.
@Kampus
“kau sudah
datang” ucap Young Mi mrnghampiriku
“eoh”
“apa yang
terjadi ? kenapa kau baru datang ?”
“eoh, itu,
,”
“wae ?”
“begini, kau
ingat namja yang pernah aku ceritakan padamu ?”
“nugu ?
namja yang kost disebelah rumahmu ?”
“benar !”
“dia kenapa
?”
“aku tadi
merawatnya, dia sedang sakit”
“mwo ? waah,
daebak, ,perkembanganmu sangat pesat”
“ck, kau
tidak tau betapa khawatirnya aku tadi, aku benar benar tidak bisa membiarkan
dia sendirian, apa sebaiknya aku kembali menemaninya ?”
“kembali
padanya saat acara disini selesai, bukankah dia sudah baikan ?”
“begitulah”
“sudahlah,
kajja kita masuk”
“kau saja
duluan, aku menyusul”
“begitu ?
baiklah”
Aku
mengkhawatirkannya, apa yang harus aku lakukan ?? Oh ! telpon, anni anni,
,kirim pesan saja, itu lebih baik.
To : Jong Il
Woo
‘kau baik
baik saja ?’
Send
Drrrt drrt
drrt
From : Jong
Il Woo
‘ne,
gwencanha’
Replay
To : Jong Il
Woo
‘baguslah,
kau tidak membutuhkan apapun ?’
Send
Drrt drrt
drrt
From : Jong
Il Woo
‘anni’
Ini gila,
lihatlah namja ini, bagaimana bisa dia hanya menjawab sms q, tanpa balas
bertanya. Awas saja jika dia sudah sembuh.
Skip
>>
@kost
“Il
Woo~shii”
“eoh”
“aku kira
kau pergi, sepertinya kau sudah membaik”
“seperti
yang aku bilang”
“ne arraso,
ini, aku bawa apel, kau suka apel kan ? dimana ada pisau ?”
“di dapur”
Aku berjalan
menuju dapur untuk mengambil pisau, lalu aku mengupas apel yang aku bawa
“kenapa kau
baik padaku ?” tanya Il Woo tiba tiba
“mwo ? hanya
saja. .”
“wae ? kau
menyukaiku ?”
“mwo ? apa
yang kau bicarakan ? makan ini” aku memberikan potongan apel yang telah aku
kupas
“jadi kau
benar benar menyukaiku ?”
“anni, aku
hanya sangat menyukaimu” ucapku santai dan masih sibuk dengan pisau dan apel ditanganku
“mwo ?
bagaimana bisa ada yeoja sepertimu ?”
“wae ?
memangnya aku kenapa ?” tanyaku yang telah menghentikan aktifitasku
“hanya saja,
biasanya seorang yeoja akan malu malu mengenai perasaannya, tapi kau ??”
“benarkah ?
itu karena mereka tidak percaya diri”
“jadi, ku
percaya diri ?”
“ne, sangat
percaya diri”
“yak ! aku
sudah baikan, bahkan sangat baik, pergilah”
“iisshh, aku
sudah membantumu tapi kau sama sekali tidak mengucap terima kasih padaku”
“terima
kasih”
“kau juga
tidak bertanya apa aku sudah buka puasa atau belum”
“bukankah
kau baru bukber di kampus ? seharusnya sudahkan ?”
“iisshh, ,ne
! aku sudah buka puasa, sepertinya kau benar benar sehat sekarang, kau berubah
sangat bersemangat mengusirku, baiklah aku pergi”
Skip
>>
Matahari
telah muncul, jam menunjukan pukul 08.20, aku bersiap untuk menuju kampusku.
Saat aku keluar rumah, aku melihat Il Woo sedang mengeluarkan motornya
“eoh, kau
mau kemana ?” tanyaku seraya mendekatinya
“kampus”
“mwo ? apa
kau benar benar sudah sembuh ?”
“ne, kau mau
kemana ?”
“kampus
juga”
“eoh, aku
pergi”
“ne,
annyeong” jawabku seraya berbalik hendak meninggalkannya
“kau mau aku
antar ?” ucapnya tiba tiba
“omg ! aku
bahkan menunggu kau mengatakan hal itu, tentu saja, kajja” jawabku antusias
“omo, kau
ini benar benar”
Skip
>>
@Flower
Unnivercity
“turun”
“gomawo”
“kampusmu,
kenapa kecil sekali ?”
“yak ! kau
mau mati ?!?”
“haha, kau
ini lucu sekali, aku pergi”
“ne, eoh
Jong Il Woo, karena aku tidak membawa
kendaraanku, kau harus menjemputku, arra ??”
“heol, sejak
kapan aku jadi pesuruhmu ?”
“sejak kau
menawariku tumpangan”
“pulang
sendiri” ucapnya seraya menarik gas motornya dan beranjak pergi meninggalkanku,
aku terus tersenyum melihat punggungnya yang semakin lama semakin menjauh.
Il Woo POV
Dia ini
benar benar lucu, aku baru tau ternyata dia adalah jenis yeoja seperti itu,
kenapa dia begitu blak blakan ?? sungguh menarik.
“Yak ! apa
kau masih sakit ?!”
“iiissshhh!!
kau mengagetkanku ! singkirkan tanganmu !” ucapku sedikit berteriak pada
sahabatku ini, dia benar benar mengganggu lamunanku
“ada apa ?”
“ada apa ?
maksudmu ? tentu saja tidak ada apa apa”
“iisshh,
tidak mungkin, lalu kenapa kau terus tersenyum aneh seperti itu hoh ?”
“aku ? kapan
?”
“iissh,
terus saja mengelak, kajja Kim Sonsangnim sudah masuk kelas”
“mwo ? iish, kajja !”
Aku berlari
menuju kelas bersama Jong Jin, dia sahabatku. Hari ini ada mata kuliah Kim
Sonsangnim, dia ini termasuk dosen yang killer, maka dari itu aku dan sahabatku
ini berlari mati matian.
Skip
>>
“Jong
Jin~ah, aku pulang duluan”
“yak ! kau
tidak ikut dengan kami ?”
“anni, aku
harus menjemput Hyo Hoon”
“mwo ? sejak
kapan kalian dekat ?” tanyanya antusias
“sejak kau
mudik”
“yak ! apa
waktu aku mudik, dia ke kost ?”
“ne”
“mwo ?
kalian melakukannya ?”
“iisshh”
mendengar kalimat itu sontak aku memukul kepala sahabatku ini, pikirannya benar
benar mesum
“yak ! Song
Jong Jin, buang pikiran mesum mu itu, sekarang bulan ramadhan”
“eoh,
astagfirullah”
“sudahlah,
aku pergi”
“ne, salam
untuk Hyo Hoon ne”
“mm”
Hyo Hoon POV
Kuliah hari
ini benar benar melelahkan, badanku pegal pegal karena harus duduk seharian
ini. Aku berjalan menuruni tangga menuju parkiran.
“eoh, dimana
dia ?”
“nugu ?”
“eoh, Young
mi~ya, aku pikir kau sudah pulang”
“belum, aku
baru saja menyelesaikan urusanku dengan management kampus kita, mereka benar
benar membuatku kesal, eoh, kau mencari siapa ?”
“Il Woo,
motornya ada disini, tapi kemana dia ?”
“coba kau
hubungi ponselnya”
“ah ! benar
!”
Tuuuurrrtt,
tuuuuurrtt
Il Woo :
“yeoboseo”
Aku : “yak !
eodieo ?”
Il Woo :“kau
kemarilah, di PCW atas”
Aku : “mwo
??!!”
Tut Tut Tut
“dimana ?”
tanya young mi setelah aku menutup telponku
“PCW atas”
“mwo ?
sedang apa dia ?”
“molla, aku
pergi ya, annyeong”
“ne,
annyeong”
Aku berjalan
menuju PCW atas, aku melihat Il Woo sedang sibuk dengan Kamera ditangannya
“sedang apa
kau ?” tanyaku sedikit berteriak dan masih
berjalan menghampirinya
Dia tidak
menjawab pertanyaanku, dia hanya menoleh lalu mengarahkan kameranya ke arahku
“yak !
jangan memotretku, kau tidak tau aku ini calon model, kau tidak boleh
memotretku sembarangan, awas saja jika ada skandal yang muncul gara gara foto
hasil jepretanmu ini” ucapku panjang lebar dan tetap berjalan menghampirinya.
Sesaimpainya didepannya akupun protes karena dia tetap diam dan sibuk melihat
lihat hasil jepretannya
“sampai
kapan kau akan mengabaikanku ?”
“kau tadi
bilang, kau calon model kan ?”
“eoh, wae ?
kau ingin aku menjadi modelmu ? bayaranku sangat mahal, kau tidak akan mampu,
jadi lupakan saja”
“anni, aku
hanya ingin bilang, lebih baik kau fikirkan lagi”
“wae ?”
“karena kau
benar benar tidak bagus didepan kamera”
“yak !” aku
menendang kakinya dan membuat dia meringis kesakitan
Skip
>>
@Caffe Mouse
Rabbit
Il Woo POV
Aku sedang
berbuka puasa dengan Hyo Hoon, iya kami hanya berdua. Selesai makan tiba tiba
saja dia bertanya tentang perasaanku padanya, itu membuatku gugup, seakan akan
dia sedang menanti jawaban atas perasaannya padaku.
“Il Woo~ah,
ceritakan padaku”
“apa ?”
“type yeoja
ideal mu”
“eoh,
cantik, putih, berambut panjang, feminim, baby face, tidak terlalu tinggi,
pintar, fashion.a selalu simple tapi tetap cute, kira begitulah, wae ?”
“apa aku
termasuk type wanita idealmu ?”
“ha ?”
“katakan
saja, aku tidak akan marah, cepat katakan”
“kau putih,
berambut panjang, tapi kau tidak terlalu cantik, kau tomboy, tidak terlalu
pintar, fashionmu biasa saja, seperti itulah kau”
“eoh, itu
artinya aku bukan typemu ? arraseo”
Tiba tiba
saja raut wajah Hyo Hoon berubah sedih, iishh, ,apa aku terlalu jujur,
sebenarnya aku lebih menyukai wanita sejenis Hyo Hoon, ,dia sangat polos, apa
adanya, tapi kenapa aku mengatakan hal yang berlawanan dengan dirinya.
“begini,
,akuu, , ,”
Kring,
kring, kring
Belum sempat
aku menjelaskan maksud dari omonganku, ponselku berdering, dan akupun mengangkat
telponku
“yeoboseo”
“Il Woo~ah,
eodieo ?”
“Mouse
Rabbit, wae ?”
“cepatlah ke
kampus, Narsha sedang sangat marah, sepertinya proposal yang kita ajukan untuk
acara Saturday Night Concert ditolak”
“mwo ? itu
tidak mungkin, konsep yang kita buat sudah sangat bagus, bagaimana bisa ditolak
?”
“molla,
cepatlah”
“baiklah,
aku akan mengantar Hyo Hoon pulang dulu, setelah itu aku akan menemuimu”
“bawa saja
Hyo Hoon bersamamu, Narsha sudah sangat mendidih, cepatlah”
“arraseo”
Aah, sial,
proposal yang aku dan teman temanku buat ditolak, padahal kami membuatnya
hampir 2bulan, sangat menjengkelkan
“nugu ?”
tanya Hyo Hoon
“Jong Jin”
“wae ?”
“kita pulang
sekarang, aku harus ke kampus, ada sesuatu yang harus aku urus, kajja”
“eoh, ne”
Skip
>>
@Cheon Hee Unnivercity
Hyo Hoon POV
Kini aku
sedang berada di kampus Il Woo, kami berjalan berjejeran mendekati teman
temannya
“waseo”
tanya salah satu teman Il Woo pada Il Woo
“eoh”
“nugu”
tanyanya lagi seraya melihat kearahku
“Chingu,
kajja kita mulai rapatnya”
“Kau, bisa
kau menunggu ditempat lain” ucap seorang yeoja kepadaku dengan tatapan tidak
bersahabat
“eoh, ne”
ucapku singkat seraya meninggalkan tempat itu
“kajja kita
mulai” ucap yeoja itu
Aku duduk
tidak jauh dari mereka, aku heran, kenapa Il Woo diam saja melihat aku diusir
secara tidak sopan oleh temannya ? bahkan dia tidak menatapku. Kuperhatihan
yeoja yang tadi mengusirku, dia sangat cantik, putih, baby face, feminim, dan
yang pasti dia adalah type idealnya Il Woo. Jika dibandingkan yeoja itu, aku memang
tidak ada apa apanya, ibarat langit dan bumi, sebegitu parahkah aku ?? aku
berusaha mengabaikan mereka, aku menyibukkan diriku dengan mengutak utik tablet
ditanganku. Saat sudah mulai asik dengan aktifitasku, tiba tiba hujan, aku
segera berdiri dan hendak mencari tempat berteduh, namun aku melihat Il Woo
berbagi jaket dengan yeoja itu, Il Woo sangat melindungi yeoja itu, melihat
kejadian itu, aku sampai lupa jika ternyata air hujan sedang mengguyur tubuhku,
sampai akhirnya Jong Jin memanggilku
“Hyo Hoon
~ah, palli, ,kau basah kuyup” teriaknya
“eoh, ne”
mendengar itu, aku langsung berlari mendekati mereka
“gwencanha
?” tanya Jong Jin perhatian
“ne” ucapku
singkat seraya menatap Il Woo yang masih sibuk dengn yeoja itu
“kajja, kita
lanjutkan rapat di dalam” ucap yeoja itu
“Narsha, apa
dia boleh masuk kedalam ?” tanya Jong Jin seraya merangkulku
“anni, ini
adalah organisasi kita, tidak boleh ada pihak luar yang boleh bergabung dalam
rapat seperti ini” ucapnya tegas, lalu masuk kedalam ruangan diikuti oleh yang
lainnya
“kau tidak
apa apa menunggu disini ?” ucap Il Woo
“eoh”
jawabku singkat disertai senyum tipis dari bibirku lalu mereka semua masuk
kedalam ruangan
Kini, aku
sendiri, di luar ruangan di temani hujan dan dingin, sesekali aku melongok
ruangan itu, berharap yeoja bernama Narsha itu mengijinkanku untuk masuk, namun
dia malah menutup gordennya
“iishh,
,manusia apa dia ini, dasar pelit “ ucapku sendiri
Il Woo POV
Kulihat Hyo
Hoon basah kuyup, ingin rasanya kuberikan jaketku agar dia tidak kedinginan,
tapi aku sudah memberikan jaketku pada Narsha, belum lagi dia harus menunggu di
luar ruangan, apa dia akan baik baik saja ?
“yak ! apa
yang kau pikirkan ?” tanya Jong Jin berbisik
“Hyo Hoon”
“tenang
saja, dia akan baik baik saja”
“aku harap
juga begitu”
Oya, aku
akan menceritakan tentang Narsha, kenapa aku sangat perhatian padanya, itu
karena Narsha adalah cinta pertamaku, sudah 5 tahun aku memendam perasaanku
ini, Narsha adalah type idealku, tadinya aku berfikir seperti itu, tapi melihat
tingkahnya yang dingin terhadap Hyo Hoon, membuatku sedikit bertanya tanya,
padahal dia tidak biasanya seperti itu.
Sekarang aku
sedang menghawatirkan Hyo Hoon, rapat sudah hampir 2 jam, apa Hyo Hoon masih di
luar ? dia pasti sangat kedinginan diluar sana.
30 menit kemudian
Akhirnya
selesai juga, hujan sudah berhenti, aku meminjam jaket milik Jong Jin dan
berlari keluar untuk menemui Hyo Hoon. Saat diluar aku tak melihat sosok Hyo
Hoon disana, karena khawatir, aku menghubungi ponselnya. Tidak ada jawaban,
tapi aku mendengar bunyi ponsel, aku berjalan kearah suara ponsel itu, aku
menghela nafas saat melihat Hyo Hoon sedang tertidur dibangku didekat parkiran,
dia pasti kedinginan, aku mendekatinya berniat menyelimutinya dengan jaket yang
aku bawa, namun ternyata dia terbangun
“kau bangun
?” ucapku halus
“eoh, apa
sudah selesai?” tanyanya pelan
“eoh, pakai
ini, lalu aku antar pulang”
“ne”
Dia bahkan
tak banyak bertanya, tidak marah, tidak memakiku, aku lebih senang jika dia
berteriak padaku karena kesal, aku tidak suka melihatnya mendiamiku.
Skip
>>
@Hyo Hoon
House
“gomawo”
ucapnya saat turun dari motorku
“ne, kau
yakin tidak apa apa ?”
“eoh,
gwenchana, il woo’a aku akan masuk, kau pulanglah” ucapnya dengan sedikit
tersenyum
“ne”
Aku
melihatnya berjalan memasuki pintu rumahnya, apa dia akan baik baik saja
setelah kehujanan seperti itu, belum lagi dia harus menunggu lebih dari 2 jam
dengan keadaan basah kuyup. Ini sungguh membuatku frustasi.
HYO HOON POV
Aku berjalan
menuju kamarku, kepalaku terasa berat, sesampainya dikamar kurebahkan tubuhku
diatas kasur, tak lama kemudian Jia dongsaengku memasuki kamarku
“eonni,
gwenchana ?”
Aku tak
menjawab pertanyaannya, aku terus menutup mataku, rasanya tubuhku ini susah
digerakan, sepertinya aku benar benar sakit.
Keesokan
harinya
“eonni, kau
sudah baikan ?” ucap Jia saat melihatku hendak turun dari tempat tidurku
“ne, eomma
eoddiseo ?”
“dia sedang
keluar, eonni, makan ini dulu, aku membuatnya sendiri, palli” ucapnya seraya
hendak menyuapiku
“arraseo,
aku akan memakannya nanti”
“eonni, apa
namja itu menyakitimu ?”
“nugu ?”
“Il Woo
oppa”
“kenapa dia
menyakitiku ?”
“iisshh,
jangan terlalu mencintainya”
“wae ?? kau
cemburu ??”
“iisshh !!
anni, ada gosip di kampusku, kalau ternyata Il Woo oppa punya yeojachingu,kalo
tidak salah namanya Narsha, dia sangat cantik, bahkan kau tidak ada apa apanya”
“arraseo,
aku pernah melihatnya”
“mwo ? jinja
? kau pernah melihatnya ? kau pasti sangat sedih, sampai sampai jatuh sakit
seperti ini, malangnya nasib eonniku” ucapnya panjang lebar dengan penuh
semangat dan terdengar sedikit mengejek dibagian akhir kalimatnya
“jangan
mengejekku, pergilah, kau tidak kuliah ?”
“benar, aku
ada kuliah, eonni jangan lupa habiskan bubur buatanku itu ne, jika kau butuh
sesuatu langsung telpon aku, arraseo ?!!”
“arra arra,
palli ka”
Jia, dia
adalah dongsaengku. Dia seorang mahasiswa semester pertama di Cheon Hee
Unnivercity Walau aku sedikit tidak menyukai sifatnya yang selalu blak blakan,
tapi aku sangat mencintai dongsaengku ini, dia adalah seorang dongsaeng yang
menyenangkan, walau hanya kadang kadang, tapi itulah Jia.
3 Hari kemudian
Ill Woo POV
Ini sudah
hari ke 3 dimana aku tidak melihat Hyo Hoon, sudah puluhan sms q kirimkan
padanya, namun tak ada balasan, ratusan kali aku mencoba menghubunginya tapi
itu juga nihil. Apa dia benar benar marah padaku ? Atau dia sedang sakit ?
pertanyaan pertanyaan itu selalu muncul dipikiranku.
“Ill Woo’a
!!” panggil Jong Jin
“yak ! mood
ku sedang tidak baik, pergilah, jangan ganggu aku”
“iiishh, aku
punya kabar yang sangat sangat mampu membuat mood mu kembali bagus, ingin
dengar ?”
“ apa kau
punya kabar tentang Hyo Hoon ?” tanyaku antusias
“mwo ? Hyo
Hoon ? kau masih belum bisa menghubunginya ?”
“ck,
sudahlah, katakan kabar bagusnya”
“oh ya,
pastikan jantungmu tidak akan meloncat keluar”
“palli !”
“okey, proposal
kita DITERIMA !”
“mwo ? jinja
?”
“eoh, kita
harus merayakannya, kajja, yang lain sudah menunggu”
“eoh, kau
pergilah dulu, aku akan menyusul”
“okey, palli
ne, eoh ! Il Woo’a kau bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengundang Hyo
Hoon, dan katakan tentang perasaanmu padanya, okey !”
“arraseo,
aku tidak akan menyia-nyikan kesempatan” ucapku
Jong Jin
pergi meninggalkanku, ini benar benar kabar luar biasa, ku raih ponselku dan ku
ketikkan sebuah pesan lalu ku kirim pada Hyo Hoon.
Hyo Hoon POV
Sudah 3 hari
semenjak aku sakit, aku tidak melihat ponselku, kucari ponselku diseluruh ruang
dalam rumahku, namun aku tidak menemukannya
“eonni, kau
sedang apa ?” tanya Jia yang baru saja pulang
“eoh, kau
lihat ponselku ? sudah seharian aku mencarinya, tapi tak kutemukan” ucapku
masih terus mencari ponselku
“eoh, aku
meletakannya di laci kamarmu, akan ku ambilkan” ucapnya
“anni, biar
aku saja, oya, Jia’a”
“ne mwo ?”
“kau dan
Jong Jin, apa kalian pacaran ?”
“mwoo ??
anni” ucapnya singkat namun terdengar seperti mengelak
“iisshh,
dasar anak kecil, yak ! sebelum kau bilang tidak, seharusnya kau membuang bukti
bukti dikamarmu” ucapku seraya berjalan menuju kamarku
“mwo ?
eonni, kau menggeledah kamarku ?” ucapnya mengikutiku
“anni,
sudahku bilang aku sedang mencari ponselku”
“eonni,
,”ucapnya merengek dan berlari keluar dari kamarku
Tadi saat aku sedang mencari ponselku di kamar Jia, aku
menemukan beberapa foto Jia dengan Jong Jin, juga ada beberapa barang dengan
tulian JJ mungkin itu artinya Jia Jong Jin, bagaimana bisa mereka punya
hubungan seperti itu, lupakan saja. Sekarang aku sedang memegang ponselku, ada
125 panggilan tak terjawab dan 80 sms, aku bertanya tanya siapa saja yang
berusaha menghubungiku dan siapa saja yang mengirimiku pesan, lalu aku
membukanya, aku sangat terkejut saat mengetahui bahwa 125 panggilan tak
terjawab adalah panggilan dari Ill Woo, dan 80 sms itu hampir semuanya juga
dari ill woo. Kubuka pesan terbaru yang dia kirim
From : Ill
Woo^^
Apa kau sakit ? aku berusaha menghubungimu, aku benar
benar mengkhawatirkanmu. Hyo Hoon’a, aku punya kabar baik, proposal itu
diterima, dan sabtu ini acara itu akan dilaksanakan, jika kau ada waktu,
datanglah, aku menunggumu, oya, jika kau telah menerima smsku ini aku mohon
balas ya^^
Aku
tersenyum membaca pesan darinya, tadinya aku akan membalas pesanya, tapi ku
urungkan niatku saat aku ingat bahwa dia telah berpacaran dengan Narsha, yeoja
menyebalkan itu.
Sabtu
Sore ini
acara Saturday Night Concert dilaksanakan, aku datang dengan menggunakan jeans
panjang warna peach dan hem putih dengan bahan spandek tebal, ku urai rambutku
yang ikal, tak lupa ku kenakan high heel warna cream dan tas slempang kecil
warna cream.
Skip
>>
Ill Woo POV
“Jia’a”
panggilku pada Jia, adik Hyo Hoon yang sedang asik mengobrol dengan Jong Jin
“ne”
“apa eonnimu
tidak datang ?”
“molla,
beberapa hari yang lalu dia sakit, mungkin dia tidak akan datang”
“mwo ? sakit
?”
“ne, saat
kau mengantarnya pulang, dia demam tinggi”
“pantas saja
dia tidak membalas semua smsku” ucapku pada diri sendiri
“Jong Jin’a,
aku akan pergi sebentar, gantikan sesi duetku dengan Narsha”
“mwo ?”
Aku hendak pergi menemui Hyo Hoon dirumahnya
namun Narsha menghalangi jalanku
“kau mau
kemana ?” ucapnya
“aku ada
urusan, sesi duet nanti, Jong Jin akan menggantikanku, mianhe” ucapku tergesa
gesa
“mwo ? yak !
Ill Woo~shii, kau pikir aku akan melakukan apa yang kau katakan ?? mianhe, jika
bukan kau, aku tidak akan menyanyi diatas panggung” ucapnya terdengar marah
“Narsha’a”
“luapakan
tentang kesuksesan acara ini, bahkan kau tidak bisa bekerja profesional, kau lebih
mementingkan kakak anak ini dibanding acara ini, aku benar benar kecewa atas
sikapmu ini” ucapnya penuh kemarahan seraya pergi meninggalkanku
Apa yang
harus aku lakukan ? aku benar benar bingung
“oppa, eonni
sudah agak baikan, kau bisa menemuinya saat acara ini sudah selesai, lagipula
eomma juga dirumah, dia akan baik baik saja” ucap Jia
“ne Ill
Woo’a, Jia benar, kau tidak bisa mengacaukan acara ini hanya karena keinginanmu
yang sebenarnya bisa kau lakukan nanti” sambung Jong Jin
“arraseo”
Kuputuskan
untuk tetap tinggal ditempat itu dan menyelesaikan semua kegiatan dalam acara
ini, sekarang saatnya, sesi duetku dengan Narsha, saat aku hendak naik keatas
panggung, Jong Jin memanggilku
“Ill Woo’a”
“mwo ?”
“Hyo Hoon,
dia datang, dia berada diantara penonton”
“jinja ?”
“mm”
“arraseo”
Aku telah
berdiri diatas panggung, kulihat semua penonton, aku mencari Hyo Hoon diantara
mereka, iya ! aku melihatnya dia berada dibaris belakang, lega rasanya bisa
melihatnya walau dari jauh, aku tersenyum kearahnya namun dia menundukkan
kepalanya. Lagu yang kunyanyikan bersama Narsha adalah sebuah lagu dengan judul
“Romeo Julliet”. Saat menyanyi, aku terus melihat kearah Hyo Hoon, aku sangat
terkejut saat dibagian akhir lagu Narsha memelukku dari belakang, saat aku menengok
kebelakang tiba tiba dia mencium pipiku, membuat para penonton berteriak
histeris, aku hanya bisa tersenyum sebagai tanda profesionalisme ku. Saat sudah
berada di belakang panggung, aku buru buru mencari Hyo Hoon ditempat dia
berdiri tadi, namun aku tidak menemukannya.
Hyo Hoon POV
Mungkin
benar tentang apa yang disampaikan Jia, bahwa mereka memang berpacaran, bahkan
mereka berpelukan dan berciuman didepan umum, melihat itu aku memutuskan
meninggalkan tempat itu, kulangkahkan kakiku menuju tempat yang sepi untuk
menenangkan diriku, tanpaku sadari air mata menetes begitu saja.
“Hyo Hoon’a,
Choi Hyo Hoon !! it’s over, okey ??!!” aku terus mengucapkan kalimat itu pada
diriku sendiri
“apa yang
berakhir ??” ucap seseorang yang berhasil membuatku mendongakkan kepalaku, Ill
Woo, namja itu sedang melihatku menangis.
Dia berjalan
mendekati tempat dimana aku duduk, kemudian menatapku tanpa sepatah katapun.
“berhenti
menatapku seperti itu, kau membuatku takut” ucapku dengan nada marah yang
dibuat buat
Tanpa ijin
dariku, dia duduk disampingku dan tetap tanpa kata kata dia terus menatap
kedepan, keheningan menyelimuti kami, sebelum akhirnya dia membuka percakapan
“kenapa kau
tidak membalas smsku ?” tanyanya masih dengan tatapan lurus kedepan
“eoh, kau
mengirimiku sms ? benarkah ? mianhe, aku tidak tahu” ucapku enteng dan bohong
“kau, apa
kau masih menyukaiku ?” tanyanya tiba tiba dan membuatku menatap kearahnya
Aku terdiam
sejenak seraya memandang wajahnya, jantungku berdegup kencang.
“tentu saja,
dan akan selalu menyukaimu” ucapku dalam hati dan aku masih terus menatapnya,
tak lama kemudian dia menatapku, tatapan kami bertemu, itu membuatku salah
tingkah, aku buru buru mengalihkan pandanganku, aku yakin dia menyadarinya, apa
yang bisa aku perbuat jika sudah seperti ini.
“kau tidak
menjawabnya ?” ucapnya pelan
“aku dengar
kalian sudah resmi berpacaran, chukae” ucapku mengalihkan pembicaraan
“kalian ?
nugu ?”
“tentu saja kau
dan Narsha, bahkan kalian berpelukan dan berciuman didepan umum”
“kau cemburu
?”
“tentu saja
tidak, dengar tuan Jung Il Woo, sekarang ini aku sudah sangat bahagia dengan
kehidupanku yang beberapa hari ini tanpamu” ucapku dibuat buat
“benarkah ?
aku turut bahagia, dan yg kau katakan tadi memang benar, aku dan Narsha”
“...”
Tatapanku
mulai buram, air mata ini menghalangi pandanganku, aku menangis, bahkan aku
membiarkan dia melihatku tampak menyedihkan seperti ini, aku tak bisa
meneruskan kepura puaraanku ini.
“mianhe” aku
hendak pergi meninggalkan tempat itu, aku tak ingin terlihat lebih menyedihkan
lagi didepannya, namun dia menghalangi jalanku, aku terus menundukan kepalaku
aku tak ingin melihat wajah namja dihadapanku ini
Ill Woo POV
Kulihat Hyo
Hoon menangis, ingin rasanya aku menariknya kedalam pelukanku, tiba tiba Hyo
Hoon berdiri dan kuhalangi jalannya, tanpa ragu kutarik dia kedalam pelukanku,
tangisnya semakin kencang membuatku semakin mengeratkan pelukanku.
“apa kau
selalu seperti ini ?” ucapku ditengah pelukanku
“...”
“selalu
mengatakan apa yang sebenarnya tidak ingin kau katakan, mengatakan sesuatu yang
berlawanan dengan hatimu”
“...”
“Berhenti
menyukaiku” ucapku yang berhasil membuatnya mendongakkan kepalanya dan menjauh
dari pelukanku
“kau tau
sudah cukup kau menyukaiku sekarang ini giliran aku yang harus menyukaimu,
arraseo ?!” ucapku yang berhasil membuat dia sedikit tersenyum
“arraseo,
aku tidak akan menyukaimu lebih dari sekarang, tapi kau harus semakin
menyukaiku !” ucapnya ditengah isak tangisnya
“arraseo”
aku kembali menarik tubuhnya kedalam pelukanku
Hidup ini
benar benar aneh, disaat kita bersama dengan orang yang sangat mencintai kita,
kita merasa biasa saja, namun ketika dia menghilang dari pendangan kita, kita
akan sekuat tenaga mencarinya.
~THE
END~